Sulap Bawang Merah Sortiran Jadi Komoditas Baru

  • Feb 13, 2020
  • sukorukun-jaken

Pati (10/2) Desa Sukorukun merupakan sentra penghasil bawang merah terbesar se-kabupaten Pati. Dengan luas wilayah yang hampir 270 ha dan mayoritas (80%) penduduk desa berprofesi sebagai petani bawang merah tak ayal menjadikan Desa Sukorukun menjadi desa penghasil bawang merah terbesar. Namun di dunia pertanian tidak semuanya berjalan mulus seperti jalan Tol. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh para petani misalnya tidak stabilnya harga bawang, harga bibit bawang yang tinggi, cuaca yang tak menentu dll. Misalnya saja cuaca yang tak tentu membuat bawang merah rentan terserang hama penyakit dan tumbuh tidak sempurna, tak sedikit petani yang merugi karena bawang yang dihasilkan tak sesuai permintaan pasar. Berkaca pada keadaan tersebut TIM I KKN Undip mencoba sulap bawang merah sortiran menjadi bawang goreng dengan varian rasa keju, rasa pedas dan rasa manis. "BARENGKAS" menjadi nama produk olahan alternatif untuk bawang merah yang tak layak dijual ke pasar. Bawang merah yang tak layak seperti ukurannya yang kecil karena panen terlalu dini, rusak dan berlubang ini diolah menjadi bawang gorengsehingga menambah nilai jual dari bawang itu sendiri selain untuk mengantisipasi daripada bawang sortiran hanya dibuang begitu saja. Permasalahan lain dari olahan bawang goreng ini ialah masyarakat yang kurang paham bagaimana memasarkan produk olahan ini, namun KKN Undip telah menggandeng Pemerintah Desa untuk membantu masyarakat desa memasarkan olahan bawang goreng melalui BUMDES atau lebih dikenal sebagai "Badan Usaha Milik Desa". Harapannya dengan adanya pengolahan bawang goreng dari bawang sortiran ini dapat membantu perekonomian masyarakat desa karena sudah tidak membuang begitu saja bawang sortiran melainkan diolah menjadi komoditas baru, pangkas Bapak Tikwoyo selaku ketua kelompok tani. Oleh: Iqbal Achmad Firdaus